BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Masa
dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh tantangan, penghargaan dan
krisis. Tantangan ini meliputi tuntutan kerja dan membentuk keluarga, meskipun
orang dewasa juga dapat diberi penghargaan karena kesuksesan karier mereka dan
kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa juga menghadapi krisis seperti merawat
orang tua mereka yang telah lanjut usia. Kemungkinan kehilangan pekerjaan
dengan berubahnya lingkungan ekonomi dan menghadapi kebutuhan perkembangan
mereka sendiri seperti juga kebutuhan anggota keluarga mereka.
Perkembangan
kedewasaan mencakup perubahan yang teratur dalam karakter dan sikap. Perubahan
perkembangan berdasarkan karakter awal yang membantu membentuk perilaku dan
karakteristik selanjutnya. Perkembangan setiap orang, bagaimana pun, merupakan
sebuah proses yang unik (Haber et al, 1992). Perubahan itu dialami oleh dewasa
awal termasuk proses alami maturasi dan sosialisasi. Dewasa awal melewati
periode pergantian stabilitas dan perubahan. Selama masa periode stabilitas,
mereka membuat beberapa pilihan dan membangun struktur di sekeliling mereka.
Dalam periode perubahan, mereka mengevaluasi kembali pilihan ini dan mempertimbangkan
alternative baru (Erikson, 1968, 1982).
Masa
dewasa awal adalah masa periode antara remaja akhir dan pertengahan sampai
akhir 30-an (Edelman and Mandle, 1994). Dewasa awal kira-kira 26% dari
populasi. Selama masa dewasa awal, individu semakin terpisah dari keluarga asal
mereka, membangun tujuan karier dan memutuskan apakah akan menikah dan memulai
sebuah keluarga atau tetap sendiri. Dewasa awal usia aktif dan harus
beradaptasi dengan pengalaman baru. Transisi menjadi ke usia pertengahan
terjadi ketika orang muda menjadi sadar bahwa perubahan dalam kemampuan
reproduksi dan fisik menandakan dimulainya tahap yang lain dalam kehidupan.
Usia baya adalah waktu transisi lanjutan ketika individu memperhitungkan tujuan
hidupnya dan menambahkan tujuan baru. Pada tahun 1990, hamper 84 juta orang di
A.S berusia antara 35 dan 64, atau kira-kira 34% dari populasi A.S adalah
dewasa usia baya (US. Dept. of commerce 1992)
1.2 Rumusan
Masalah
a. Jelaskan
defenisi masa dewasa ?
b. Jelasakan
periode masa perkembangan baik dari perkembangan dewasa muda, dewasa menengah,
dewasa tua ?
1.3 Tujuan
Masalah
a. Memahami
definisi masa dewasa
b. Memahami
periode masa perkembangan baik dari perkembangan dewasa muda, dewasa menengah,
dewasa tua
1.4 Manfaat
Penulisan
Dengan
adanya makalah ini penulis berharap bisa membantu mahasiswa, khususnya
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas memahami Mengenai
Pertumbuhan dan Perkembangan Masa Dewasa Awal, Menengah, dan Tua, para
mahasiswa pun diharapkan dapat menerapkannya dalam asuhan keperawatan yang
lebih baik sesuai dengan profesinya sebagai perawat.
BAB II
PEMBAHASAN
Dewasa
awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan
pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat
sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.
Berbagai masalah
juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Dewasa awal adalah
masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik dari segi ekonomi,
kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih
realistis.
Seseorang
dikatakan mencapai maturasi ketika mereka sudah mencapai keseimbangan
pertumbuhan fisikologis, psikososial, dan kognitif. Individu yang matur merasa
nyaman dengan kemampuan, pengetahuan, dan respons yang telah mereka kembangkan
selama bertahun-tahun. Mereka melihat dunia dengan pandangan yang luas,
bardasarkan paduan penglihatan, emosi, dan imajinasi. Mereka menghadapi masalah
yang dapat dipecahkan tetapi menganali dan belajar untuk hidup dengan masalah
yang tidak terpecahkan.
2.1 Definisi Masa Dewasa
a.
Sisi Biologis.
Suatu periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan
pencapaian kematangan tubuh secara optimal dan kesiapan bereproduksi
(berketurunan).
b.
Sisi Psikologis.
Periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan
ciri-ciri kedewasaan atau kematangan, diantaranya : emotional stability,
sense of reality, tidak menyalahkan orang lain jika menghadapi
kegagalan, toleransi dan optimistis.
c.
Sisi Pedagogis.
Suatu periode dalam kehidupan yang ditandai dengan :
o Sense of responsibility
o Prilaku normatif (nilai-nilai agama)
o Memiliki pekerjaan untuk penghidupan
o Berpartisipasi aktif dalam bermasyarakat
2.2 Periode
Perkembangan Masa Dewasa
2.2.1 Dewasa Muda
a.
Teori mengenai Dewasa Muda
- Kenniston (Santrock dalam Chusaini, 1995: 73).
Masa dewasa awal adalah masa muda yang merupakan periode
transisi antara masa dewasa dan masa remaja yang merupakan masa perpanjangan
kondisi ekonomi dan pribadi sementara, hal ini ditunjukkan oleh kemandirian
ekonomi dan kemandirian membuat keputusan.
- Lerner (1983 : 554).
Fase dewasa awal adalah suatu fase dalam siklus kehidupan
yang berbeda dengan fase-fase sebelum dan sesudahnya, karena merupakan fase
usia untuk membuat suatu komitmen pada diri individu.
- Erikson (1959, 1963).
Fase usia dewasa awal merupakan kebutuhan untuk membuat
komitmen dengan menciptakan suatu hubungan interpersonal yang erat dan stabil
serta mampu mengaktualisasikan diri seutuhnya untuk mempertahankan hubungan
tersebut.
b. Aspek-aspek Perkembangan Dewasa
Awal.
Aspek-aspek
perkembangan yang dihadapi usia mahasiswa sebagai fase usia dewasa awal
(Santrock, 1995 : 91-100) adalah:
- Perkembangan
fisik.
Pada fase dewasa awal adalah puncak perkembangan fisik dan juga penurunan
perkembangan individu secara fisik.
- Perkembangan
seksualitas.
Terjadi sikap dan prilaku seksual secara heteroseksual dan homoseksual.
- Perkembangan
kogitif.
Menggambarkan efisiensi dalam memperoleh informasi yang baru, berubah dari
mencari pengetahuan menuju menerapkan pengetahuan itu (Schaise, 1997).
- Perkembangan
karir.
Suatu individu ketika memulai dunia kerja yang baru harus menyesuaikan
diri dengan peran yang baru dan memenuhi tuntutan karir (Heise, 1991 ;
Smither, 1998).
- Perkembangan
sosio-emosional.
Menggambarkan hubungan sosial individu dengan lingkungannya yang terdiri
dari 3 fase yaitu fase pertama (menjadi dewasa dan hidup mandiri), fase
kedua (pasangan baru yang membentuk keluarga baru (Goldrick, 1989), dan
fase ketiga (menjadi keluarga sebagai orang tua dan memiliki anak).
c. Ciri Perkembangan Dewasa Awal
Dewasa
awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam
Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai
berikut:
- Berorientasi pada tugas,
bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas
yang dikerjakannya,dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendri
atau untuk kepentingan pribadi.
- Tujuan-tujuan yang jelas dan
kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang
yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan
tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana
pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
- Mengendalikan perasaan pribadi;
seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak
dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau
berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri,
tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
- Keobjektifan; orang
matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam
keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
- Menerima kritik dan saran;
orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak
selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran
orang lain demi peningkatan dirinya.
- Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi;
orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu
usahan-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa
beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara
sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap
dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
- Penyesuaian yang realistis terhadap
situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri
fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang
dihadapinya dengan situasi-situasi baru
d. Perkembangan pada masa Dewasa Muda
Perkembangan
Fisik
Individu berada pada kondisi fisik yang prima di awal usia 20-an. Sistem
musculoskeletal berkembang dengan baik dan terkoordinasi. Periode tersebut
merupakan periode ketika kegemaran terhadap atletik mencapai puncaknya. Semua
sistem lain pada tubuh (mis. kardiovaskular, penglihatan, pendengaran, dan
reproduktif) juga berfungsi pada efisiensi puncak.
Meskipun perubahan fisik selama tahap ini minimal, berat badan dan
massa otot dapat berubah akibat diet dan olahraga. Selain itu, perubahan fisik
dan psikososial yang sangat besar dapat terjadi pada ibu hamil dan menyusui.
Perkembangan
Psikososial
Bertolak belakang dengan perubahan fisik yang minimal, perkembangan
psikososial pada masa dewasa muda justru besar, memuat perkembangan psikososial
tersebut berdasarkan teori Freud, Erikson, dan Havighurst
Dewasa Muda :
1.
Berada
pada tahap genital, yaitu ketika energy di arahkan untuk mencapai hubungan
seksual yang matur, mengacu pada teori Freud.
2.
Berada
pada fase keintiman versus isolasi tahap perkembangan Erikson
3.
Memiliki
tugas perkembangan berikut, mengacu pada pemikiran Havighurst :
·
Memilih
pasangan
·
Belajar untuk
hidup bersama pasangan
·
Membentuk
sebuah keluarga
·
Membesarkan
anak
·
Mengatur
rumah tangga
·
Memulai suatu
pekerjaan
·
Memikul
tanggung jawab sebagai warga Negara
·
Menemukan
kelompok social yang cocok
Perkembangan Kognitif
Piaget meyakini bahwa struktur kognitif sempurna selama periode
operasi formal, kurang lebih sejak usia 11-15 tahun. Sejak periode
tersebut, operasi formal (sebagai contoh, membuat hipotesis) menandakan
pemikiran selama masa dewasa dan diterapkan di lebih banyak area.
Egosentrisme terus berkurang namun, menurut Piaget, perubahan tersebut
tidak disertai perubahan pada struktur pemikiran, hanya perubahan pada isi dan
stabilitasnya saja.
Saat ini, para peneliti bidang psikologi telah mengemukakan bahwa tahap
operasi formal Piaget bukan merupakan tahap terakhir perkembangan manusia.
Beberapa peneliti telah mengajukan konsep pemikiran postformal
(Stuart-Hamilton, 2000, hml. 84). Pemikiran postformal, terkadang
disebut sebagai tahap penemuan masalah, ditandai dengan “pemikiran kreatif
dalam bentuk penemuan masalah, pemikiran relativistic, formasi masalah generic,
munculnya berbagai pertanyaan umum terhadap masalah yang kurang jelas,
penggunaan intuisi, daya tarik diri, firasat, dan perkembangan pemikiran ilmiah
yang signifikan” (Murray & Zentner, 2001, hml.663). di samping kemampuan
remaja untuk berpikir abstrak, para pemikir postformal memiliki
pemahaman tentang pengetahuan yang sementara atau relative. Mereka mampu
memahami dan menyeimbangkan argument yang diciptakan oleh logika dan emosi.
Perkembangan Moral
Individu dewasa muda yang telah menguasai tahap sebelumnya pada teori
perkembangan moral Kohlberg saat ini memasuki tingkat poskonvensional. Pada
periode ini, individu mampu memisahkan diri dari pengharapan dan aturan-aturan
orang lain, dan mendefinisikan moralitas terkait prinsip moral. Saat
mempersepsikan konflik dengan norma dan hukum masyarakat, mereka membuat penilaian
berdasarkan prinsip pribadi mereka. Sebagai contoh, individu yang sengaja
melanggar hukum dan bergabung dalam kelompok protes untuk menghentikan aksi
pembunuhan hewan liar oleh para pemburu, meyakini bahwa prinsip pelestarian
margasatwa membenarkan aksi protes tersebut. Tipe pola piker ini disebut
sebagai pola piker prinsip.
Perkembangan Spiritual
Menurut Fowler, individu memasuki periode reflektif-individual sekitar
usia 18 tahun. Selama periode ini, individu berfokus pada realitas. Individu
dewasa yang berusia 27 tahun dapat mengemukakan pertanyaan yang bersifat
filosofi mengenai spiritualitas dan menyadari akan hal spiritual tersebut.
Ajaran-ajaran agama yang diperoleh dewasa muda semasa kecil sekarang dapat
diterima atau didefinisikan kembali.
Masalah Kesehatan
Masa dewasa muda umumnya merupakan masa sehat dalam hidup. Masalah
kesehatan yang muncul dan sering kali ditemui pada kelompok usia ini meliputi
kecelakaan, bunuh diri, penyalahgunaan zat, hipertensi, penyakit menular seks
(PMS), penganiayaan terhadap wanita, dan keganasan tertentu.
2.2.2
Masa
Dewasa Madya/Setengah Baya (Midle Age = 40 – 60 tahun).
a. Teori Masa Dewasa Tengah
Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang
utama pada usia baya adalah mencapai generativitas (Erikson, 1968, 1982).
Generativitas adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa
tengah dapat mencapai generativitas dengan anak-anaknya atau anak-anak
sahabatnya atau melalui bimbingan dalam interaksi social dengan generasi
berikutnya. Jika dewasa tengah gagal mencapai generativitas, akan terjadi
stagnasi. Hal ini ditunjukakan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau
perilaku merusak terhadap anak-anaknya dan masyarakat.
Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam 7 tugas
perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 1972). Tugas perkembangan
ini meliputi pencapaian tanggung jawab sosial orang dewasa, menetapkan dan
mempertahankan standar kehidupan, membantu anak-anak remaja menjadi orang
dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia, mengembangkan aktivitas luang,
berhubungan dengan pasangannya sebagai individu, menerima dan menyesuaikan perubahan
fisiologis pada usia pertengahan, dan menyesuaikan diri dengan orang tua yang
telah lansia. Lansia merupakan tantangan unik bagi dewasa tengah dalam
masyarakat masa kini. Sementara kebanyakan dewasa lansia tetap dapat berfungsi
secara mandiri, pertambahan usia meningkatkan kebutuhan terhadap bantuan (
Fawcett, 1993). Perceraian dan meningkatnya pengasuhan anak oleh wanita sendiri
telah meningkatkan prevalensi keluarga dengan orang tua tunggal, dan perubahan
dalam struktur keluarga ini dapat menyulitkan pemberian perawatan bagi orang
tua lansia oleh dewasa tengah pada generasi masa kini.
b. Perkembangan pada Masa Dewasa Tengah
Perkembangan Fisik
Perubahan fisiologis utama terjadi antara usia 40-65,
perubahan yang paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mengerut dan
pinggang membesar. Kobotakan biasanya mulai terjadi selama masa usia
pertengahan, tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa awal. Penurunan
ketajaman penglihatan dan pendengaran sering terlihat selama periode ini.
Sering kali perubahan fisiologis ini mempunyai dampak pada
konsep-diri dan citra tubuh. Perubahan fisiologis yang paling signifikan selama
usia pertengahan adalah menopause pada wanita dan klimakterik pada pria. Menopause adalah terhentinya siklus ini
terutama karena ketidakmampuan system neurohmoral untuk mempertahankan
stimulasi periodiknya pada system endokrin. Ovarium tidak lagi memproduksi
estrogen dan progesterone, dan kadar hormone ini dalam darah menurun secara
nyata. Menopause secara nyata terjadi antara usia 45 dan 65 tahun. Kira-kira
10% wanita tidak mengalami gejala menopause lain selain berhentinya menstruasi,
70% sampai 80% menyadari perubahan lain tapi tidak bermasalah dan kira-kira 10%
mengalami perubahan cukup berat sehingga mengganggu aktivitas kehidupan
sehari-hari (Edge dan Miller, 1994). Klimakterik
atau andropause, terjadi pada pria usia akhir 40-an atau awal 50-an. Hal
tersebut disebabkan oleh menurunnya kadar endrogen. Sepanjang periode dan
sesudah itu, pria masih mampu memproduksi sperma fertile dan menjadi ayah. Akan
tetapi ereksi penis kurang kuat, ejakulasi kurang sering dan periode refraksi
lebih lama.
Perkembangan Psikososial
Perubahan psikososial pada dewasa tengah dapat meliputi
kejadian yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa
perpisahan dalam pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini mungkin
mengakibatkan stress yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa
tengah.
Pada masa dewasa tengah, seiring anak-anak meninggalkan
rumahnya, keluarga memasuki tahap keluarga pascaparental. Tuntutan waktu dan
financial pada orang tua berkurang, dan pasangan menghadapi tugas menetapkan
kembali hubungan mereka. Meskipun, tidak harus menunggu sampai tahap kehidupan
ini untuk memikirkan peningkatan kesehatan, “lebih baik terlambat dari pada
tidak” memang berlaku. Kebutuhan pengkajian peningkatan kesehatan bagi dewasa
tengah meliputi istirahat ytang adekuat, aktivitas luang, latihan yang teratur,
nutrisi yang baik, penurunan atau penghentian penggunaan rokok atau alcohol, serta
pemeriksaan skrining yang teratur. Pengkajian lingkungan social pada dewasa
tengah juga penting, termasuk masalah hubungan, komunikasi dan hubungan dengan
anak, cucu dan orang tua lansia, dan masalah pemberian perawatan dengan penuaan
atau orang tua yang sudah tidak mampu.
Perkembangan Kognitif
Kemampuan kognitif dan intelektual dimasa paruh baya tidak
banyak mengalami perubahan. Proses kognitif meliputi waktu reaksi, memori,
persepsi, pembelajaran, pemecahan masalah, dan kreativitas. Waktu reaksi selama
periode ini hampir berubah atau menjadi berkurang di bagian akhir usia paruh
baya. Memori dan kemampuan memecahkan masalah tetap sama selama masa paruh
baya. Proses belajar terus berlanjut dan dapat dikembangkan dengan motivasi
yang kian meningkat di masa kini.
Individu paruh baya mampu menjalankan semua strategi yang
dijelaskan pada fase operasi formal Piaget. Sebagian individu mungkin
menggunakan strategi fase operasi postformal untuk membantu mereka memahami
kontradiksi yang ada pada aspek personal maupun aspek fisik realitas.
Pengalaman professional, social, dan kehidupan pribadi individu paruh baya akan
tercermin dalam performa kognitif mereka. Dengan demikian, pendekatan yang
diambil untuk memecahkan masalah serta menyelesaikan tugas akan sangat bervariasi
pada kelompok usia tersebut. Individu paruh baya dapat “bercermin pada
pengalaman masa lalu dan masa kini dan dapat membayangkan, mengantisipasi,
berencana dan berharap” (Murray dan Zentner, 2001, hlm.722).
Perkembangan Moral
Menurut Kohlberg, individu dewasa dapat bergerak melewati
tingkat konvensial menuju tingkat postkonvensional. Kohlberg meyakini bahwa
sebelum mampu mencapai tingkat postkonvensional yang luas tentang pilihan moral
personal serta tanggung jawab. Kohlberg menyadari bahwa sebagian subyek
penelitiannya mencapai tingkat pemikiran moral tinggi. Untuk beralih dari tahap
4, yakni orientasi hukum dan tata tertib, menuju tahap 5, orientasi kontrak
social, individu harus beralih menuju tahap ketika hak orang lain lebih
diutamakan. Individu pada tahap 5 mengambil langkah untuk mendukung hak orang
lain.
Perkembangan Spiritual
Tidak semua individu dewasa berproses menuju tahap kelima
perkembangan spiritual Fowler, yakni tanpa paradoksikal-konsolidatif. Pada
tahap ini, individu dapat memandang kebenaran dari sejumlah sudut pandang.
Tahap kelima Fowler ini sangat mirip dengan tahap kelima perkembangan kognitif
Kohlberg. Fowler meyakini bahwa hanya beberapa individu di atas usia 30 tahun
yang mencapai tahap tersebut.
Di usia paruh baya, individu cenderung tidak terlalu fanatic
terhadap keyakinan agama, dan agama sering kali memberikan lebih banyak
kenyamanan pada diri individu dimasa ini dibandingkan sebelumnya. Individu di
kelompok usia ini kerap kali bergantung pada keyakinan spiritual untuk membantu
mereka menghadapi penyakit, kematian, dan tragedi.
Masalah Kesehatan
Banyak individu paruh baya yang tetap sehat, namun resiko
munculnya masalah kesehatan pada kelompok usia ini lebih besar daripada
kelompok usia dewasa muda. Penyebab utama kamatian pada kelompok usian ini
meliputi kecelakaan kendaraan bermotor, dan kecelakaan di tempat kerja,
penyakit kronis seperti kanker dan penyakit kardiovaskular. Pola gaya hidup
individu yang berkombinasi dengan penuaan, riwayat keluarga, dan stressor perkembangan
(mis. Menopause, klimakterik) serta stressor situasional (mis, perceraian)
sering kali berkaitan dengan masalah kesehatan yang muncul. Sebagai contoh,
merokok dan mengkonsumsi alcohol secara berlebihan menyebabkan individu
beresiko lebih tinggi mengalami masalah pernafasan kronis, kanker paru, dan
penyakit hati. Pola makan berlebih dapat menyebabkan obesitas, diabetes
mellitus, aterosklerosis, dan resiko hipertensi serta penyakit arteri koroner
yang berkaitan dengan kondisi tersebut.
2.2.3
Masa
Dewasa Lanjut / Masa Tua (Old Age = 60 – Mati).
Pada
tingkat kedewasaan menengah (40-65 th) manusia mencapai puncak periode usia
yang paling produktif . Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses
penuaan. Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang
mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya
daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur
dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
a. Teori pada Masa Dewasa Tua
Teori radikal Bebas
Radikal bebas adalah produk metabolism selular yang
merupakan bagian molekul yang sangat reaktif. Molekul ini memiliki muatan
ekstraselular kuat yang dapat menciptakan reaksi dengan protein, mengubah
bentuk dan sifatnya, molekul ini juga dapat bereaksi dengan lipid yang berada
dalam membran sel, mempengaruhi permeabilitasnya, atau dapat berikatan dengan
organel sel (Christiansen dan Grzybowski, 1993).
Proses metabolisme oksigen diperkirakan menjadi sumber
radikal bebas tersebar (Hayflick, 1987), secara spesifik, oksidasi lemak,
protein dan karbohidrat dalam tubuh menyebabkan formasi radikal bebas. Polutan
lingkungan merupakan sumber eksternal radikal bebas (Ebersole dan Hess, 1994).
Teori ini menyatakan bahwa penuaan disebabkan akumulasi kerusakan ireversibel
akibat senyawa pengoksidasi ini. Penilitan tentang peran radikal bebas dalam
penuaan sedang dilakukan. Sebagai hasilnya, terdapat minat yang besar
penggunaan vitamin seperti A, C, E dan niasin pada masa kini untuk menetralkan
efek radikal bebas dan memperpanjang hidup.
Teori Imunologis
Beberapa
teori menyatakan bahwa penurunan atau perubahan dalam keefktifan system imun
berperan dalam penuaan. Mekanisme selular tidak tak-teratur diperkirakan
menyebabkan serangan pada jaringan tubuh melalui autoagresi atau
imunodefisiensi (penurunan imun) (Ebersole dan Hess, 1994).tubuh kehilangan
kemampuan untuk membedakan proteinnya sendiri dengan protein asing, system imun
menyerang dan menghancurkan jaringannya sendiri pada kecepatan yang meningkat
secara bertahap.
Dengan
bertambahnya usia, kemampuan system imun untuk menghancurkan bakteri, virus,
dan jamur melemah bahkan sistem ini mungkin tidak memulai serangannya sehingga
sel mutasi terbentuk beberapa kali. Destruksi bagian jaringan yang luas dapat
terjadi sebelum respons imun dimulai. Disfungsi system imun ini doperkirakan
menjadi factor dalam perkembangan penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan
penyakit kardiovaskular, serta infeksi.
b. Pertumbuhan
dan Perkembangan Masa Dewasa Tua
Seiring
tahap kehidupan lain, lansia memiliki tugas perkembangan khusus. Hal ini
dideskripsikan oleh Burnside (1979), Duvall (1977), dan Havighurst (1953).
Tugas
Perkembangan Lansia :
Usia
65-75 tahun
Ø Menyesuaikan
terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
Ø Menyesuaikan
terhadap masa pensiun dan penurunan atau penetapan pendapatan
Ø Menyesuaikan
terhadap kematian pasangan
Ø Menerima
diri sendiri sebagai individu lansia
Ø Mempertahankan
kepuasan pengaturan hidup
Ø Mendefinisikan
ulang hubungan dengan anak yang dewasa
Ø Menemukan
cara untuk mempertahankan kualitas hidup
Usia
75 tahun atau lebih
Ø Beradaptasi
dengan situasi “hidup sendiri”
Ø Menjaga
kesehatan fisik dan mental
Ø Menyesuaikan
diri dengan kemungkinan tinggal di panti jompo
Ø Tetap
berhubungan dengan anggota keluarga lain
Ø Menemukan
makna hidup
Ø Mengurus
akan kematiannya kelak
Ø Tetap
aktif dan terlibat dalam aktivitas
Ø Membuat
perencanaan hidup yang memuaskan seiring penuaan
Perkembangan Psikososial
Beberapa
teori menjelasakan penuaan psikososial. Menurut teori pemisahan, penuaan meliputi menarik diri antara individu
lansia dan orang lain di lingkungan tempat tinggal lansia. Perilaku menarik
diri ini membebaska lamsia dari sejumlah tekanan di masyarakat dan secara
bertahap mengurangi jumlah orang yang berinteraksi dengan lansia. Menurut teori aktivitas, cara terbaik untuk
lansia adalah dengan tetap aktif, baik secara fisik maupun mental. Sedangkan
menurut teori kontinuitas, manusia
akan tetap mempertahankan nilai-nilai, kebiasaan, dan perilakunya di usia
lanjut. Seseorang yang terbiasa berkumpul bersama orang lain, akan terus
melakukan hal yang sama di usia tuanya. Sedangkan orang yang tidak terbiasa
berurusan dengan orang lain, cenderung untuk menarik diri.
Menurut
Erikson, tugas perkembangan di masa ini adalah integritas ego versus outus asa.
Seseorang yang mencapai integritas ego memandang kehidupan dengan perasaan utuh
dan meraih kepuasan dari keberhasilan yang dicapai dimasa lalu. Mereka
memandang kematian sebagai akhir kehidupan yang dapat diterima. Dengan
mengetahui bahwa perbedaan antara lansia-awal dan lansia-akhir tidak hanya
terletak pada karakter fisik, tetapi juga pada respon psikososial, banyak orang
mengalami kesulitan dengan tugas perkembangan tunggal Erikson. Peck (1968)
mengemukakan tiga tugas perkembangan lansia berikut yang bertolak belakang
dengan tuga perkembangan integritas versus putus asa Erikson :
1) Ego differentiation versus
work-role pre occupation
2) Body transcendence versus
body pre occupation
3) Ego transcendence versus
ego pre occupation
Perkembangan Kognitif
Fase
perkembangan kognitif Piaget berakhir pada fase operasi formal. Namun, benyak
penelitian tentang kemampuan kognitif dan penuaan saat ini tengah dikembangkan.
Kapasitas intelektual meliputi persepsi, kecerdasan kognitif, memori, dan
belajar.
Persepsi,
atau kemampuan untuk menginterpertasikan lingkungan, bergantung pada ketajaman
indra. Jika lansia mengalami gangguan indra, kemampuannya dalam mempersepsikan
lingkungan secara tepat juga berkurang. Perubahan pada system saraf juga
memengaruhi kapasitas persepsi seseorang.
Perubahan kemampuan kognitif yang terjadi
pada lansia lebih kepada perbedaan kecepatan, bukan kemampuan. Secara
keseluruhan lansia tetap cerdas, mampu memecahkan masalah, menilai, kreatif,
dan memiliki berbagai keterampilan kognitif lain yang terlatih dengan baik.
Penurunan intelektual umumnya mencerminkan proses penyakit, seperti
aterosklerosis, yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan penurunan
perfusi nutrisi ke otak. Kebanyakan lansia tidak mengalami gangguan kognitif.
Lansia memerlukan waktu yang lebih banyak
dalam belajar. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh masalah yang muncul dalam
proses penarikan informasi. Motivasi juga tidak kalah penting. Lansia mengalami
lebih banyak kesulitan disbanding individu yang lebih muda dalam mempelajari
informasi yangmenurut mereka tidak begitu berarti. Lansia disarankan untuk
tetap aktif secara mental guna mempertahankan kemampuan kognitif mereka pada
tingkat optimal. Aktivitas mental yang bertahan lama, khususnya aktivitas
verbal, membantu lansi dalam mempertahankan level fungsi kognitif yang tinggi,
dan dapat membantu mempertahankan memori jangka panjang. Gangguan kognitif yang
memengaruhi kehidupan normal bukan bagian dari proses penuaan normal. Penurunan
kemampuan intelektual yang mengganggu fungsi social atau okupasi harus selalu
dipandang sebagai kondisi yang tidak normal.
Perkembangan Moral
Menurut
Kohlberg, perkembangan moral terselesaikan pada masa dewasa awal. Kebanyakan
lansia berada pada tingkat konvensional perkembangan moral, sedangkan sebagian lain
berada pada tingkat prakonvensional. Lansia yang berada pada tingkat
prakonvensional mematuhi aturan agar tidak menyakiti atau menyusahkan orang
lain. Pada tahap 1, individu mendefinisikan baik dan buruk dalam kaitannya
dengan diri sendiri, sedangkan pada tahap 2, individu berupaya memenuhi
kebutuhan orang lain sama seperti kebutuhan mereka sendiri. Lansia pada tingkat
konvensional mengikuti kaidah social yang berlaku sebagai respons terhadap
harapan orang lain.
Pola
nilai serta keyakinan yang penting bagi lansia dapat memiliki makna yang kecil
atau bahkan tak berarti bagi individu yang lebih muda. Hal ini terjadi karena
lansia tumbuh pada masa yang jauh berbeda dengan saat ini. Selain itu, sebagian
besar lansia yang ada saat ini adalah warga Negara yang lahir di luar negeri
atau warga Negara generasi pertama. Latar belakang pengalaman hidup, gender,
agama, dan kondisi social-ekonomi, kesemuanya memengaruhi nilai-nilai yang
dianut seseorang.
Perkembangan Spiritual
Lansia
dapat merenungkan berbagai pandangan baru yang religious serta mencoba memahami
ide-ide yang sebelumnya terlupakan atau ditafsirkan dengan cara yang berbeda.
Lansia juga merasa berharga dengan membagikan pengalamannya atau pandangannya.
Sebaliknya, lansia yang belum matang secara spiritual dapat merasa tidak
berdaya dan putus asa saat upayanya untuk mencapai kesuksesan ekonomi dan
professional menurun.
Carson
(1989) mengemukakan bahwa agama “memberikan makna baru bagi lansia, yang dapat
memberikan kenyamanan, penghiburan dan penguatan dalam kegiatan keagamaan”.
Pengetahuan yang dimiliki lansia berubah menjadi kebijaksanaan, yakni suatu
sumber dalam diri yang berfungsi untuk menghadapi pengalaman hidup baik yang
positif maupun negative. Keterlibatan lansia dalam hal keagamaan kerap membantu
mereka dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan makna hidup, kesengsaraan,
atau nasib baik. Menurut Fowler dan Keen (1985), sebagian orang memasuki tahap
keenam perkembangan spiritual, yakni universalizing.
Orang yang mencapai tingkat perkembangan spiritual tersebut berpikir dan
bertindak dalam cara yang menunjukkan cinta dan keadilan.
Masalah Kesehatan
Masalah
kesehatan yang mungkin dialami lansia meliputi kecelakaan, penyakit
ketunadayaan kronis, penyalahgunaan dan penggunasalahan obat, alkoholisme, demensia,
dan penganiayaan. Penyebab utama kematian pada individu yang berusia di atas 65
tahun adalah penyakit jantung, penyakit serebrovaskular (stroke),
pneumonia/influenza, penyakit paru obstruktif, dan kanker.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Fase usia dewasa awal merupakan kebutuhan untuk membuat
komitmen dengan menciptakan suatu hubungan interpersonal yang erat dan stabil
serta mampu mengaktualisasikan diri seutuhnya untuk mempertahankan hubungan
tersebut.
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang
utama pada usia baya atau dewasa menengah adalah mencapai generativitas
(Erikson, 1968, 1982). Generativitas adalah keinginan untuk merawat dan
membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai generativitas dengan
anak-anaknya atau anak-anak sahabatnya atau melalui bimbingan dalam interaksi
social dengan generasi berikutnya.
Lanjut
usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Secara biologis penduduk
lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus,
yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya
terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan
terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem
organ.
3.2
Saran
Dari kesimpulan diatas penulis mengharapkan
kepada pembaca dan calon perawat bisa
memahami tentang pertumbuhan dan perkembangaan khususnya dibahas disini
mengenai Masa Dewasa Awal, Menengah, dan Tua diharapkan mahasiswa mampu
memahami dan menerapkannya di lingkungan asuhan keperawatan.
Sangat bermanfaat.... semoga diberkahi ALLAH SWT. saya copas ya Mbak ...
BalasHapus